Jumat, 12 Juli 2013

Ulah Kaum Liberal dari Dulu Hingga Kini




Dalam sejarah Islam yang pertama kali menawarkan konsep Liberal terkait pencampur-adukkan ibadah antar agama adalah Abu Jahal cs, tatkala mendatangi Rasulullah SAW dan menawarkan perdamaian antar kaum muslimin dan kaum musyrikin dalam bentuk beribadah secara bergilir kepada Allah SWT dan berhala sesembahan kaum musyrikin, lalu turun Surat Al-Kafirun sebagai jawabannya.

Abu Jahal cs selalu menghina Nabi SAW, melecehkan agama dan memusuhi umat Islam dengan berbagai macam cara. Abu Jahal cs inilah yang pernah menantang  Abu Bakar RA untuk melogikakan dan merasionalisasikan peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dengan “Akal”. Mereka berkata kepada Abu Bakar RA : “Hai Abu Bakar, masihkan kau percaya dengan kebohongan Muhammad ? Akal manusia mana yang bisa menerima cerita perjalanan dari Mekkah ke Syam hanya dalam waktu sebagian malam. Padahal kita sama tahu, perjalanan sejauh itu dengan menunggang unta saja menghabiskan waktu tidak kurang dari sebulan perjalanan ?!”

Abu Bakar RA pun menjawab dengan tegas dan lantang tanpa sedikit pun keraguan : “Andaikata Muhammad bercerita tentang peristiwa yang lebih dahsyat daripada Isra Mi’raj, niscaya pasti aku akan percaya dan membenarkannya !” Itulah sebabnya Abu Bakar RA dijuluki “Ash-Shiddiq” yang artinya orang yang jujur dengan imannya, yang membenarkan Nabi SAW tatkala orang lain mendustakannya, yang mempercayai Nabi SAW tatkala orang lain mencemoohkannya. Jawaban Ash-Shiddiq RA adalah jawaban tulus dan ikhlash yang lahir dari iman yang kuat, bukan dari logika yang hampa. Ash-Shiddiq RA telah memberi pelajaran kepada umat Islam tentang urgensi dan importensi keimanan. Iman mampu menjawab sesuatu yang belum mampu dijawab oleh akal. Iman sanggup menerima sesuatu yang akal masih sulit mencerna. Iman bisa melakukan keajaiban yang tak bisa dikakukan oleh akal.

Dengan demikian, akar pemikiran Liberal dalam sejarah Islam sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, yaitu pola pikir yang telah dipertontonkan secara vulgar dan demonstratif oleh Abu Jahal cs. Pola pikir Liberal terus berkembang di kalangan orang kafir dan munafiq, bahkan terus berusaha mempengaruhi kaum muslimin, sehingga dari dulu hingga kini banyak generasi muda muslim tanpa mereka sadari mulai masuk perangkapan pemikiran sesat Liberal. Sebagaimana Abu Jahal cs, kaum Liberal pun selalu menghina Nabi SAW, melecehkan agama dan memusuhi umat Islam dengan berbagai macam cara.

Lihat saja kini kaum Liberal senang sekali menghina gerakan Islam dengan berbagai istilah melecehkan seperti sebutan preman berjubah, radikalis, ekstrimis, anarkis, teroris, dan sebagainya. Dan kaum Liberal sering “mengarab-arabkan” ajaran Islam, bahkan menyerang ajaran Islam. Sebuah buku karangan Arab Liberal, Muhammad Syahrur, yang berjudul “Dirasat Islamiyyah Mu’ashirah fi Ad-Daulah wa Al-Mujtama’, yang artinya “Studi Islam Modern tentang Negara dan Masyarakat” diterjemahkan oleh kalangan Liberal dengan judul “Tirani Islam” dengan gambar cover “Bintang Bulan Berduri” yang diterbitkan oleh LKiS. Islam disebut “Tirani” dan Bintang Bulan yang biasa digunakan sebagai simbol Islam diberikan “Duri”. Begitukah sikap santun Liberal ?! Begitukan cara Liberal menghargai lawan pendapatnya ?!”  

“Soal Liberal anti kekerasan, hanya omong kosong. Faktanya, pemikiran dan ucapan mereka sangat anarkis, penuh caci-maki dan penghinaan, bahkan yang dilecehkan bukan saja lawan pendapatnya, tapi mereka arahkan penistaan langsung kepada Allah, Nabi, Kitab Suci, Agama dan Ulama. Ada pun anarkis tindakan, fakta bicara bahwa mereka sering mengadu-domba ormas Islam dan Kelompok Nasionalis. Selain itu, saat sidang berlangsung di PN Jakarta Pusat tahun 2008 terkait Insiden Monas, kalangan Liberal mengerahkan “preman bayaran” yang diberikan baju bertuliskan “Banser” untuk melakukan serangan dengan senjata tajam, setelah diselidiki ternyata mereka “Banser Palsu”. Bahkan di berbagai daerah gerombolan Liberal juga mengerahkan “preman bayaran” untuk menyerang sejumlah kantor cabang ormas-ormas Islam, bahkan rumah tinggal para aktivis Islam yang pro RUU Pornografi ketika itu.”

Lucu sekali jika ada orang ”Liberal” mengaku sebagai ”Muslim Liberal” atau ”Islam Liberal”, karena Liberal bukan Islam dan Islam bukan Liberal.  Juga sangat lucu jika orang Liberal mengaku sebagai kelompok yang sangat menghormati pendapat orang lain. Padahal, Liberal itu fundamentalis, ekstrimis dan anarkis dalam pemikiran dan berpendapat, sehingga mereka tidak pernah bisa menghormati pendapat kelompok lain yang berbeda dengan mereka. Itulah sebabnya, Kaum Liberal tidak pernah ragu untuk selalu mencaci-maki Gerakan Islam dan memfitnahnya sebagai  anarkis, radikalis, ekstrimis dan teroris. Dan  tanpa punya rasa malu selalu berusaha untuk membubarkan Ormas Islam  dengan berbagai macam cara. 

 Sumber : Buku Hancurkan Liberalisme Tegakkan Syariat Islam oleh Habib Rizieq 

Load disqus comments

0 komentar